JAKARTA,- Dua orang pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sudah ditangkap polisi. Namun, penangkapan ini masih menyisakan sejumlah tanda tanya besar. Ada dugaan bahwa otak kejadian ini masih berkeliaran di luar sana.
Peniliti Kontras, Rivanlee Anandar menduga ada pihak yang sengaja dilindungi oleh dua tersangka penyerang Novel Baswedan, yakni RM dan RB yang notabene merupakan dua anggota Polri aktif. Sehingga penyerangan tersebut saat ini yang perlu diungkap adalah aktor intelektualnya,
“Dugaannya, ada tokoh-tokoh besar atau orang-orang besar yang memang dilindungi sama pion-pion itu,” ujar Rivanlee saat dihubungi, Senin (30/12).
Menurut Rivanlee, fakta-fakta yang sesungguhnya baru akan terkuak saat proses pengadilan nanti. Sejauh ini, motif penyiraman yang dilakukan oleh RM dan RB hanya sebatas karena rasa tidak suka kepada Novel.
“Kejanggalan-kejanggalan akan ditemukan di pengadilan. Kasusnya cenderung ditutupi karena dijawab dengan inisiatif sendiri (oleh RM dan RB, Red). Sementara, temuan-temuan koalisi masyarakat sipil mengatakan bahwa masih ada orang di belakang yang lebih besar,” ungkapnya.
Seperti yang sudah diberitakan, salah satu tersangka penyerangan Novel Baswedan yang berinisial RB mengatakan bahwa penyiraman itu ia lakukan karena ketidaksukaannya pada Novel.
“Tolong dicatat, saya tidak suka dengan Novel karena dia pengkhianat,” teriak RB di Gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12).
Adapun penyiraman air keras kepada Novel Baswedan terjadi pada 11 April 2017 silam. Novel Baswedan disiram cairan kimia ketika hendak pulang ke rumahnya usai menunaikan salat Subuh di masjid dekat rumahnya, kawasan Kelapa Gading Jakarta.(jp)